KLAKON.com--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Efendi, Kamis, (04/05/2017) melakukan kunjungan kerja di Klaten, selain inspeksi mendadak (Sidak) pelaksanaan UNBK di SMP Negeri 1 Klaten, juga untuk melihat para pelajar yang menjadi korban penganiayaan pada saat konvoi merayakan kelulusan, Selasa lalu, di SMA Negeri 1 Klaten.
[caption id="attachment_481" align="alignleft" width="660"]
Menurut Mendikbud, merasa prihatin dengan peristiwa di Klaten berupa aksi kekerasan dan pengrusakan yang dilakukan para pelajar saat merayakan kelulusan. Walaupun peristiwa itu terjadi di luar kelas, tetap saja kepala sekolah harus bertanggung jawab. “Meski demikian, karena ini merupakan peristiwa kasusistis sehingga tidak ada yang dipersalahkan,”ujarnya.
Lebih lanjut, Mendikbud menghimbau kepada para kepala sekolah maupun para guru untuk lebih memperhatikan siswanya tertutama kepada mereka yang baru saja menyelesaikan studinya. Masa mereka masih cukup rawan ketika mereka sedang menanti untuk bekerja atau akan melanjutkan kuliah.
“Dalam upaya memaksimalkan pengawasan dan pembinaan terhadap siswa mulai tahun ajaran baru masa pembelajarannya diperpanjang minimum delapan jam berupa penerapan pelajaran selama sehari atau ful day,” ujar Muhajir.
Sementara berdasarkan data yang diperoleh korban penganiayaan saat konvoi kelulusan di SMA Negeri 1 Klaten, sebanyak 12 orang empat diantaranya perempuan.
Dalam kunjungannya itu menteri juga meyempatkan berdialog dengan pelajar korban penganiayaan. mengatakan ingin mlihat kebenaranya atas peristiwa di klaten. (der)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar