[caption id="attachment_835" align="alignleft" width="715"]

Tidak itu saja, ungkapan rasa bangga Menkeu terhadap pencapaian penggunaan dana desa yang sangat efektif di Desa Ponggok, kemudian Menkeu Sri Mulyani memberikan hadiah khusus kepada Kepala Desa Ponggok, Junaedi Mulyono. Sri Mulyani berkeinginan mengajak study banding ke luar negeri untuk mempelajari teknik pengelolaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
“Mungkin saya ingin ajak Pak Kades pergi ke negara maju, agar pengelolaan PAD yang mencapai Puluhan Milyard ini tidak salah sasaran. Seperti ke Nordich Country atau Singapura, agar kemakmuran terjaga selamanya, ada banyak negara yang punya teknik bagus, pertama bagaimana RPJMDes melakukan prioritasnya,” Ujarnya.
Namun demikian, Menkeu mewanti-wanti dan berharap agar Kepala Desa beserta perangkat desa, BUMDes Tirta Mandiri dan juga masyarakat desa Ponggok untuk selalu menjaga kesuksesan yang telah diraih.
” Menjaga kesuksesan itu hal yang sulit, karena untuk meraihnya sudah sulit, menjaganya akan menjadi sangat sulit, apalagi lihat anggaran BUMDes Rp 15 miliar, lalu punya niat tidak baik lalu ingin menjadi Kades dan menikmati sendiri, oleh karena itu jaga terus kerukunan warganya, ciptakan rasa memiliki bahwa ini kerja bersama, dan pelihara terus saling percaya saling menjaga, jangan dirusak oleh siapapun,” Harap Menkeu Sri Mulyani.
[caption id="attachment_836" align="alignleft" width="300"]

Sementara itu, Kades Junaidi Mulyono dalam keterangannya mengatakan, orang mungkin tidak menyangka, belasan tahun yang lalu tepatnya sekitar tahun 2001 Ponggok merupakan desa miskin, bahkan sempat menyandang Inpres Desa Tertinggal (IDT). Namun berkat keuletan masyarakat desa Ponggok dibawah kepemimpinan Kepala Desa Junaidi Mulyono SH beserta perangkat desa dan tokoh masyarakat, Ponggok kini menyandang predikat desa terkaya se-Klaten lantaran memiliki pendapatan asli desa (PAD) mencapai miliaran rupiah per tahun.
Bahkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri, Ponggok menyabet penghargaan BUMDes terbaik Kategori Trendy dan BUMDes yang menginspirasi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada November 2016 lalu.
“Dulu memang potensi-potensi yang ada di desa Ponggok seperti sumber mata air umbul Ponggok, Besuki, Kajen, Kapilaler, dan Sigedang.itu belum tergarap, belum dimaksimalkan. Nah lalu kita berbenah. Dengan membuat perencanaan Ponggok yang di implementasikan dalam sebuah Rencana Pembangunan Jangka Menengah,” kata Kades Junaidi.
Lebih jauh kata Junaidi, anggaran desa tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, namun juga dialokasikan untuk pengembangan dan penggalian potensi perikanan dan pariwisata. Umbul yang biasanya hanya digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci mulai ditata dan dipercantik menjadi obyek wisata. Kolam ikan yang dulu hanya 2.000-3.000 meter persegi ditingkatkan menjadi 3 hektar.
Selain pembangunan potensi desa juga kemajuan Ponggok tak lepas dari dibentuknya BUMDes Tirta Mandiri Ponggok pada 2009. BUMDes bertugas sebagai penggerak ekonomi di sektor riil dan keuangan dengan membuat sistem manajemen, sistem akuntansi, dan sistem marketing yang saat ini mengelola delapan unit usaha berbentuk PT. Berbagai jenis usaha yang dirintis bertahun-tahun akhirnya menampakan hasil. PAD yang semula hanya puluhan juta per bulan pada 2006 kini meningkat signifikan.
“Pada tahun 2012 pendapatan kotor BUMDes Ponggok sekitar Rp 150 juta. Setahun kemudian meningkat menjadi Rp 600 juta. Kemudian tahun 2014 melonjak Rp 1,1 miliar. Pada 2015 melebihi target yang ditentukan Rp 3,8 miliar menjadi Rp 6,1 miliar. Tahun 2016 dengan pimpinan BUMDes yang baru, target Rp 9 miliar terealisasi Rp 10,3 miliar. Tahun 2017 ini kami menargetkan BUMDes Tirta Mandiri meraup pendapatan Rp 12 miliar,” pungkasnya. (sas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar